Kamis, 01 September 2011

Alqur'an & Penjelasan


1.     Surat Al Kafirun 1-6
a)      Apa arti surat? Mengapa Diberi nama surat itu?
-Arti surat : Orang-orang kafir
-Alasan diberi nama surat Al Kafirun : diambil dari perkataan ‘al kafirun’ yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
b)      Jelaskan asbabul nuzul surat ini !
Surah ini mengenai sebuah peristiwa ketika beberapa orang kafir berusaha mengadakan dialog dengan Nabi dalam rangka menjatuhkan beliau agar kaum muslim kembali ke kebiasaan lamanya menyembah berhala. Mereka mengusulkan untuk menyembah Allah selama satu tahun, mengikuti ajaran Nabi, dan tahun berikutnya mereka semua, termasuk Nabi dan kaum muslim, menyembah berhala-berhala tradisional mereka. Dengan demikian mereka akan berganti-ganti praktik ibadat sampai salah satu cara terbukti benar pada salah satu pihak. Maka, menurut jalan pikiran kaum kafir, jika ajaran Nabi benar, mereka akan memperoleh keuntungan dari mengikuti ajaran Nabi; tapi, jika praktik kaum kafir benar, maka mereka dan kaum muslim akan mendapat keuntungan dari menyembah berhala-berhala. Surah ini mempakan jawaban dari mereka yang percaya dan beriman kepada mereka yang tidak beriman.
c)       Termasuk golongan surat ayat-ayat apa? Mengapa?
Termasuk golongan surat makkiyah yang tediri dari 6 ayat, disebut makkiyah karena diturunkan di Mekkah.
d)      Pokok Kandungan apa saja yang ada di dalam surat tersebut?
Isi Kandungan Surat Al Kafirun :
a. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad SAW. dan pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.
b. Larangan kerja sama dalam aqidah maupun dalam bidang ibadah.
c. Islam membebaskan/memperbolehkan kepada umatnya, bekerja sama dengan pemeluk agama lain dalam hal mu’amalah.
c. Toleransi yang dibenarkan adalah masing-masing umat beragama saling menghormati, tidak mengganggu dan tidak memaksakan agama kepada orang lain.



e)      Tuliskan ayat-ayat dan terjemahan surat tersebut !



























Terjemahan :
1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.


2.     Surat Yunus ayat 40-41
a)      Apa arti surat? Mengapa Diberi nama surat itu?
-Arti surat : Yunus
-Alasan diberi nama surat : dalam surat ini terutama diampilkan kisah Nabi Yunus a.s dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.
b)      Jelaskan asbabul nuzul surat ini !
Karena dalam surat ini terutama diampilkan kisah Nabi Yunus a.s dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.
c)       Termasuk golongan surat ayat-ayat apa? Mengapa?
Termasuk golongan surat makkiyah, disebut makkiyah karena diturunkan di Mekkah.
d)      Pokok Kandungan apa saja yang ada di dalam surat tersebut?
Isi Kandungan Surat Yunus Ayat 40 - 41
a. Pada ayat ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaun Kafir) yang mendustakan Al Qur'an dibagi menjadi dua. Pertama golongan yang benar-benar mempercayai dengan iktikad baik terhadap Al Qur'an, mereka termasuk orang yang menghormati pendapat orang lain. Kedua golongan yang sama sekali tidak mempercayai dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka termasuk orang membuat kerusakan.
b. Pada ayat yang ke 41 surat Yunus, bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena masing-masing punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam agama yang benar.
e)      Tuliskan ayat-ayat dan terjemahan surat tersebut !

                                Terjemahan :
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".


3.     Surat al- kahfi ayat 29
a)      Apa arti surat? Mengapa Diberi nama surat itu?
-Arti surat : Penghuni-Penghuni Gua
-Alasan diberi nama surat : diambil dari perkataan ‘al kahfi’ yang terdapat pada ayat 9
sampai 26 surat ini tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya.
b)      Jelaskan asbabul nuzul surat ini !
Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Dhahhak. Hadis yang sama diketengahkan pula oleh Ibnu Murdawaih melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Nabi saw. mengucapkan suatu sumpah. Kemudian empat puluh malam selanjutnya Allah menurunkan firman-Nya, “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi’, kecuali dengan menyebut ‘Insya Allah’”. (Q.S. Al Kahfi 28-34).
Sahabat Ibnu Abbas r.a. mengatakan, “Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Umayah ibnu Khalaf Al Jumahiy. Demikian itu karena Umayah menganjurkan supaya Nabi saw. mengerjakan suatu perbuatan yang tidak disukai oleh Nabi sendiri, yaitu mengusir orang-orang miskin yang menjadi pengikutnya dari sisinya, demi untuk mendekatkan akan pemimpin-pemimpin Mekah kepada dirinya. Setelah peristiwa itu, turunlah ayat di atas tadi.”
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ar Rabi’ yang menceritakan, bahwa Nabi saw. pernah bercerita kepada kami bahwa pada suatu hari beliau bertemu dengan Umayah ibnu Khalaf yang membujuknya, sedangkan Nabi saw. pada saat itu dalam keadaan tidak memperhatikan apa yang dimaksud oleh Umayah; maka turunlah ayat di atas tadi. Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lain melalui sahabat Abu Hurairah r.a. yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Uyainah ibnu Hishn datang kepada Nabi saw. sedang sahabat Salman berada di sisinya. Maka Uyainah langsung berkata, “Jika kami datang maka singkirkanlah orang ini, kemudian persilakanlah kami masuk”. Maka turunlah ayat di atas.
c)       Termasuk golongan surat ayat-ayat apa? Mengapa?
Termasuk golongan surat makkiyah, disebut makkiyah karena diturunkan di Mekkah.
d)      Pokok Kandungan apa saja yang ada di dalam surat tersebut?
1)      Keimanan: Kekuasaan Allah SWT untuk memberi kemampuan bertahan hidup pada manusia melebihi normal: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah tidak berubah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah sangatlah luas, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak akan sanggup untuk menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; Al Quran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
2)      Hukum-Hukum: Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca "Insya Allah", perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; izin merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
3)      Kisah-Kisah: Cerita Ashhabul Kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin; cerita Nabi Musa AS dengan Khidhr AS; cerita Dzulkarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
4)      Dan lain-lain: Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
5)      Tuliskan ayat-ayat dan terjemahan surat tersebut !
Terjemahan :
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
4.     Surat Al-mujaadilah ayat 11
a)      Apa arti surat? Mengapa Diberi nama surat itu?
-Arti surat : Al Mujaadalah artinya wanita yang membantah, al mujaadilah artinya wanita 
                      yang mengajukan gugatan.
b)      Jelaskan asbabul nuzul surat ini !
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa apabila ada orang yang baru datang ke majlis Rosululloh, para sahabat tidak mau memberikan tempat duduk di sisi Rosululloh. Maka turunlah ayat ini (58:11) sebagai perintah untuk memberikan tempat kepada orang yang  baru datang. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Qotadah). Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat 11 ini turun pada hari Jum’at, di saat pahlawan-pahlawan Badr datang ke tempat pertemuan yg penuh sesak. Orang-orang tidak memberi tempat kpd yg baru datang itu, sehingga terpaksa mereka berdiri. Rosululloh menyuruh berdiri kpd pribumi, dan tamu-tamu itu (Pahlawan Badar) disuruh duduk di tempat mereka. Orang-orang yg disuruh pindah tempat itu merasa tersinggung perasaannya. Ayat ini (ayat 11) turun sbg perintah kpd kaum mu’minin untuk menaati perintah Rosululloh dan memberikan kesempatan duduk kpd sesama mu’min.
c)       Termasuk golongan surat ayat-ayat apa? Mengapa?
Termasuk golongan surat madaniyah, disebut madaniyah karena diturunkan di Madinah.
d)      Pokok Kandungan apa saja yang ada di dalam surat tersebut?
Kandungan Ayat 11 Surat Al Mujadalah:
- Ayat 11 Surat Al Mujadalah terletak di halaman 434 baris 7 sampai 10.
- 2 perintah dan 2 janji Alloh:
- 2 perintah: 1. Berlapang-lapanglah dalam majlis.
                     2. Berdirilah …
- 2 janji Alloh: 1. Alloh akan memberi kelapangan  
                         2. Alloh akan meninggikan derajat
- Lafadz Alloh diulang 3 x. Rangkaian Lafadz “alladziina aamanuu” (orang-orang
   yang beriman) diulang 2x.
- Jumlah huruf “fa” ada 7, huruf “ya” 10
e)      Tuliskan ayat-ayat dan terjemahan surat tersebut !








Terjemahan :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Alloh akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al Mujadalah 11)


5.     Surat Al jumu’ah ayat 9-10
a)      Apa arti surat? Mengapa Diberi nama surat itu?
-Arti surat : hari jum’at
-Alasan diberi nama surat : diambil dari perkataan ‘al jumu’ah’ yang terdapat pada ayat 9 surat ini yang artinya hari jumat.
b)      Jelaskan asbabul nuzul surat ini !
Tafsirnya, seruan Allah terhadap orang-orang beriman atau umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai mukallaf untuk untuk melaksanakan sholat jumu’at umat Islam diwajibkan untuk meninggalkan segala pekerjaannya, seperti menuntut ilmu dan jual beli. Umat islam yang memenuhi sruan Allah tersebut tentu akan memperoleh banyak hikmah.
Umat Islam yang telah selesai menunaikan sholat diperintahkan Allah untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya, seperti ilmu pengetahuan, harta benda, kesehatan dan lain-lain. Dimana pun dan kapanpun kaum muslimin berada serta apapun yang mereka kerjakan, mereka dituntut oleh agamanya agar selalu mengingat Allah. Mengacu kepada QS al-Jumuah 9-10 umat Islam diperintahkan oleh agamanya agar senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib seperti sholat, dan selalu giat berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam seperti bekerja keras dan belajar secara sungguh-sungguh. (Syamsuri, 2004: 25)
Selain berisikan perintah melaksanakan sholat jumu’at juga memerintahkan setiap umat Islam untuk berusaha atau bekerja mencari rezeki sebagai karunia Allah SWT. Ayat ini memerintahkan manusia untuk melakukan keseimbangan antara kehidupan di dunia dan mempersiapakan untuk kehidupan di akhirat kelak. Caranya, selain selalu melaksanakan ibadah ritual, juga giat bekerja memenuhi kebutuhan hidup. (Bachrul Ilmy, 2006: 15)
c)       Termasuk golongan surat ayat-ayat apa? Mengapa?
Termasuk golongan surat madaniyah, disebut madaniyah karena diturunkan di Madinah.
d)      Pokok Kandungan apa saja yang ada di dalam surat tersebut?
Pada ayat yang ke 9 Allah dengan tegas memerintahkan kepada orang-orang yang beriman apabila diseru untuk melaksanakan sholat jum'at bersegeralah mengingat Allah dan meninggalkan jual beli. Kita diperbolehkan mengejar mengejar kehidupan duniawi yang disimbulkan degan jual beli tetapi harus ingat bahwa tujuan hidup manusia hanyalah beribadah kepada Allah.
Pada ayat yang ke 10 , ditegaskan apabila ibadah sholat telah dilaksanakan, maka kita dipersilahkan untuk melanjutkan aktivitas lagi untuk mencari karunia Allah. Hal ini memberi pengertian bahwa kita tidak boleh malas karena rizki Allah tidak datang dengan sendirinya. Potensi akal dan pikiran yang dimiliki oleh manusia hendaknya menjadi modal utama untuk meningkatkan produktivitas kerja secara inovatif, agar hidupnya lebih berkualitas. Adapun cara meningkatkan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan :
a. Rajin, ulet dan tidak mudah berputus asa
b. Meningkatkan inovasi dan kreativitas
c. Belajar dari pengalaman untuk berbuat lebih baik di masa yang akan datang
d. Memaksimalkan kemampuan diri dan selalu optimis
e. Berdo'a dan bertawakal kepada Allah.
e)      Tuliskan ayat-ayat dan terjemahan surat tersebut !








Terjemahan :
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.(Q.S.AL Jumu'ah {62} ayat : 9 - 10 )



TAKABUR ??

a.      Pengertian
Takabbur atau sombong adalah lawan kata dari tawaddu' atau rendah hati.  Rasulullah SAW mendefinisikan “takabbur” sebagai sikap “menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”. Pengertian itu Nabi sampaikan kepada orang yang mempertanyakan sikap salah seorang sahabat yang suka memakai baju dan sendal bagus. Sabda Nabi : Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Takabbur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. HR. Muslim. Dan Rasulullah pernah bersabda: " Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat takabur walalaupun hanya sebesar biji sawi".
b.       Macam-macam takabbur (dan contoh perilakunya)
1.       Takabbur kepada Allah
Inilah bentuk takabbur terburuk, seperti yang pernah dilakukan oleh Namrud, Fir’aun dan sejenisnya.
a)      Surat Al Mu’min ayat 60
           يَسْتَكْبِرُونَ الَّذِينَ إِنَّ لَكُمْ أَسْتَجِبْ ادْعُونِي رَبُّكُمُ وَقَالَ 
                                دَاخِرِينَ   جَهَنَّمَ سَيَدْخُلُونَ عِبَادَتِي عَنْ 
 Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina".        
b)      Surat Thaahaa ayat 60
                              أَتَى ثُمَّ كَيْدَهُ فَجَمَعَ فِرْعَوْنُ فَتَوَلَّى 
Artinya : Maka Firaun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang.
2.       Takabbur kepada Rasul
Yaitu sikap tinggi hati, menolak mengikuti dan mematuhi Nabi, karena menganggapnya sebagai manusia biasa (QS. 23:34, 36:15). Seperti yang dinyatakan kaum kafir  Quraisy kepada Nabi : “Bagaimana kami bisa duduk di sisimu hai Muhammad, sementara yang ada di sekitarmu orang-orang faqir” 

Surat Yaasin ayat 15 :
تَكْذِبُونَ إِلا أَنْتُمْ إِنْ شَيْءٍ مِنْ الرَّحْمَنُ أَنْزَلَ وَمَا مِثْلُنَا بَشَرٌ إِلا أَنْتُمْ مَا قَالُوا
Artinya : Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka".
3.      Takabur atas sesama manusia
Yaitu dengan membanggakan diri dan meremehkan orang lain. Takabbur ini meskipun tidak seberat yang pertama dan kedua, namun masih sangat berbahaya karena :
- Kebesaran dan kehormatan hanya milik Allah, selainnya lemah dan     terbatas.
- Ketika seseorang takabbur, ia merampas salah satu sifat kebesaran Allah.

c.       Faktor penyebab berbuat takabbur
1.    Ilmu
Takabbur karena ilmu sangat mudah terjadi, yaitu dengan munculnya perasaan lebih mulia dari orang lain. Atau merasa telah mendapatkan tempat mulia di sisi Allah dengan ilmunya (QS 58:11). Ia lebih mengkhawatirkan  orang lain daripada diri sendiri. Kesombongan karena ilmu ini mudah terjadi karena dua hal :
a)    ilmu yang dipelajari bukan ilmu hakiki. Karena hakekat ilmu adalah yang mampu memperkenalkan manusia akan Rabb-nya, keadaan ketika bertemu Allah dan hijab yang menghalanginya dari Allah. Ilmu yang demikian akan melahirkan sikap tawadhu’(rendah hati) bukan takabbur. QS 35:28
Surat Fathir ayat 28 :
إِنَّمَا كَذَلِكَ أَلْوَانُهُ مُخْتَلِفٌ وَالأنْعَامِ وَالدَّوَابِّ النَّاسِ وَمِنَ اللَّهَ                غَفُورٌ عَزِيزٌ اللَّهَ إِنَّ الْعُلَمَاءُ عِبَادِهِ مِنْ يَخْشَى    
Artinya : Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.


b)    keadaan hati yang kotor saat menuntut ilmu, sehingga salah niatnya dan jadilah takabbur dengan ilmu yang didapatnya.

2.       Amal Ibadah
Orang yang masuk dalam kehidupan zuhud (konsentrasi dalam ibadah) tidak otomatis terbebas dari takabbur. Misalnya dengan zuhudnya itu, merasa lebih layak dikunjungi daripada mengunjungi. Lebih layak dibantu daripada membantu, menganggap orang lain sengsara di neraka dan merasa hanya dirinya yang selamat. dst. Rasulullah bersabda :

“Jika kamu mendengar ada orang yang berkata : “Binasa semua manusia” maka dialah yang paling dahulu binasa.” HR Muslim.
Dengan pernyataan ini ia membanggakan diri dan meremehkan orang lain. 
3.       Hasab (kedudukan) dan Nasab (keturunan)
Orang yang berasal dari keluarga terhormat mudah meremehkan orang lain yang datang dari keluarga bukan terhormat, meskipun orang itu lebih baik ilmu dan amalnya, dan bahkan takabbur karena faktor ini sering kali membuat ia menganggap orang lain sebagai budaknya, dan rasa keberatan untuk berbaur dengan mereka.
Dari Abu Dzarr ra berkata: Suatu hari pernah aku bersengketa dengan seseorang (Bilal) di hadapan Nabi. Lalu aku berkata kepada orang itu “Hai anak hitam”. Nabi segera memotong ucapanku: “Hai Abu Dzarr, tiada lebih baik orang putih dari yang hitam, kecuali dengan taqwa”. Mendengar itu saya berbaring dan mempersilahkan Bilal untuk menginjak-injak muka saya. HR Ahmad.
Dalam hadits di atas, Rasulullah segera menegur orang yang merasa lebih baik keturunannya. Dan Abu Dzarr segera bertaubat menyesali perbuatannya. 
4.       Al Jamal (ketampanan/kecantikan)
Takabbur karena faktor ini lebih banyak terjadi di kalangan wanita, terwujud dalam celaan, atau gunjingan terhadap kekurangan fihak lain.
Aisyah ra berkata : Ada seorang wanita yang ingin bertemu Nabi, dan aku katakan kepada Nabi dengan isyarat tanganku yang menunjukkan bahwa wanita itu pendek. Sabda Nabi ketika itu :”Sesungguhnya kamu telah menggunjingnya”.
Sikap ini muncul karena adanya kesombongan dalam diri orang seperti Aisyah yang berpostur tubuh lebih baik dari orang tadi. Sebab jika ia berpostur tubuh pendek seperti orang yang diceritakan itu, tentu ia tidak akan mengatakannya. 
5.       Al Maal (kekayaan)
Takabbur karena kekayaan ini banyak terjadi di kalangan pejabat, penguasa, pedagang, tuan tanah, dan mereka yang memilikinya. Orang yang merasa lebih kaya meremehkan orang yang dipandang kurang kaya dengan ucapan maupun sikap-sikap lainnya. Seperti ungkapan : “uang jajan anak saya sehari, cukup kamu makan seumur hidupmu, dst.
Hal ini terjadi karena ketidak tahuannya akan fadhilah (keutamaan) orang miskin dan bahaya kekayaan. Seperti yang pernah terjadi pada pemilik dua kebun yang congkak dan akhirnya binasa (QS. 18:34-42) atau Qarun yang akhirnya binasa  bersama hartanya (QS 28:79-81).
Surat al-Qashash ayat 79-81 :
لَيْتَ يَا الدُّنْيَا الْحَيَاةَ يُرِيدُونَ الَّذِينَ قَالَ زِينَتِهِ فِي قَوْمِهِ عَلَى فَخَرَجَ
                           عَظِيمٍ حَظٍّ لَ ذُوإِنَّهُ قَارُونُ أُوتِيَ مَا مِثْلَ لَنَا
Artinya : Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". (79)
وَعَمِلَ آمَنَ لِمَنْ خَيْرٌ اللَّهِ ثَوَابُ وَيْلَكُمْ الْعِلْمَ أُوتُوا الَّذِينَ وَقَالَ
                                الصَّابِرُونَ اإِل هَا قَّايُلَاوَل صَالِحًا
Artinya : Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar". (80)
دُونِ مِنْ يَنْصُرُونَهُ فِئَةٍ مِنْ لَهُ كَانَ فَمَا الأرْضَ وَبِدَارِهِ بِهِ فَخَسَفْنَا
                                            الْمُنْتَصِرِينَ مِنَ كَانَ وَمَا اللَّهِ
Artinya : Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (81)
6.       Al Quwwah (kekuatan)
Kekuatan dan kegagahan dapat memunculkan takabbur atas mereka yang lemah dan tidak berdaya.
7.       Al Atba’ (pengikut/pendukung)
Banyaknya pengikut, pendukung, murid, keluarga, kerabat, dsb. sering memunculkan kesombongan pada orang yang memilikinya. Seorang guru menjadi takabbur karena merasa banyak muridnya. Seorang pejabat menjadi takabbur karena banyak pengikutnya, dst.

 Dampak / akibat dan hukum perilaku takabbur (dalil nagli)
1.      Jauh dari kebenaran. Firman Allah :
“ Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku” (surat Al A’Raaf ayat 146)
      يَرَوْا وَإِنْ الْحَقِّ بِغَيْرِ الأرْضِ فِي يَتَكَبَّرُونَ الَّذِينَ آيَاتِيَ عَنْ سَأَصْرِفُ
وَإِنْ سَبِيلا يَتَّخِذُوهُ لا الرُّشْدِ سَبِيلَ يَرَوْا وَإِنْ بِهَا يُؤْمِنُوا لا آيَةٍ كُلَّ ا    
  غَافِلِينَ عَنْهَا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا كَذَّبُوا بِأَنَّهُمْ ذَلِكَ سَبِيل يَتَّخِذُوهُ الْغَيِّ سَبِيلَ يَرَوْا  
Artinya : Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya.
2.      Terkunci mati hatinya. Firman Allah :
“Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang” (Surat Al Mu’min ayat 35)
اللَّهِ عِنْدَ مَقْتًا كَبُرَ أَتَاهُمْ سُلْطَانٍ بِغَيْرِ اللَّهِ آيَاتِ فِي يُجَادِلُونَ الَّذِينَ            
       جَبَّارٍ مُتَكَبِّرٍ قَلْبِ كُلِّ عَلَى اللَّهُ يَطْبَعُ كَذَلِكَ آمَنُوا الَّذِينَ وَعِنْدَ
Artinya : (Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.
3.      Mengalami kegagalan dan kebinasaan. Firman Allah :
“..dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala” (Surat Ibrahim ayat 35)
الأصْنَامَ نَعْبُدَ أَنْ وَبَنِيَّ وَاجْنُبْنِي آمِنًا الْبَلَدَ هَذَا اجْعَلْ رَبِّ اهِيمُ إِبْرَقَالَ وَإِذْ  
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
4.      Tidak disukai Allah. Firman Allah :
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”  (Surat An Nahl ayat 23)
الْمُسْتَكْبِرِينَ يُحِبُّ لا إِنَّهُ يُعْلِنُونَ وَمَا يُسِرُّونَ مَا يَعْلَمُ اللَّهَ أَنَّ جَرَمَ لا
Artinya : Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.
5.      Tidak akan masuk sorga. Sabda Nabi :
“Tidak akan masuk sorga orang yang di hatinya ada sebiji sawi kesombongan” HR. Muslim
6.      Akan menjadi penghuni neraka Jahannam.
“ Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku(berdoa) akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina” (Surat Al Mu’min ayat 60)
عَنْ يَسْتَكْبِرُونَ الَّذِينَ عِبَادَتِي إِنَّ لَكُمْ أَسْتَجِبْ ادْعُونِي رَبُّكُمُ وَقَالَ
                                                 دَاخِرِينَ سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ
Artinnya : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina".
 Tindakan preventif/pengobatan/penghindaran dari perbuatan takabbur
Takabbur adalah penyakit berbahaya yang bisa menyerang siapa saja. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ini harus dilakukan dengan serius. Pengobatan intensif terhadap pengidap penyakit ini harus dilakukan dengan cermat dan seksama.
Terdapat dua tahapan  utama dalam melakukan terapi penyakit takabbur, yaitu :
1.   Pencabutan akar dan pohonnya dari hati.
Untuk mencabut pohon takabbur beserta akar-akarnya diperlukan dua kekuatan, yaitu ilmu dan amal
a)   Ilmu yang dibutuhkan dalam hal ini adalah ma’rifatunnafsi (mengenal diri sendiri) dan ma’rifatullah (mengenal Allah). Dua hal ini sudah cukup untuk mencabut akar  takabbur dari hati manusia. Sebab jika seseorang sudah mengenali dirinya sendiri dengan pengenalan yang benar, maka ia akan sadar bahwa ia adalah makhluk hina, lebih lemah dari lainnya, lebih miskin dari siapapun juga. Tidak ada yang pantas baginya kecuali tawadhu’ kepada sesama. Dan jika ia mengenali Allah dengan sebenarnya maka akan diketahuinya bahwa tidak ada yang layak untuk takabbur kecuali Allah – Allahu Akbar.
b)   Amal yang dibutuhkan adalah sikap tawadhu’ kepada sesama manusia karena Allah, dengan senantiasa meneladani akhlak orang-orang shalih sebelumnya seperti akhlak Rasulullah SAW yang makan di atas tanah  (tanpa kursi) dan mengatakan :”Sesungguhnya aku adalah hamba biasa yang  makannya seperti hamba lainnya”
Tawadhu’ tidak cukup dengan ilmu, ia harus berupa amal. Dari itulah rukun Islam utama setelah syahadat adalah menegakkan shalat karena dalam shalat itu terdapat sekian banyak rahasia hidup dan yang terpenting adalah pembiasaan agar seorang muslim yang mendirikan shalat dengan ruku’ dan sujudnya terbiasa tawadhu’ serta tidak lagi sombong.
Ada banyak hal yang dapat digunakan untuk menguji keberadaan takabbur pada diri seseorang, antara lain lima hal berikut ini :
a.      Berdiskusi dengan sesama teman. Jika kebenaran muncul dari orang lain, bagaimanakah tanggapannya, keberatan atau menrima dengan senang.
b.      Berkumpul dalam sebuah haflah (acara). Lalu ada orang lain yang lebih diprioritaskan, apakah sikapnya keberatan atau tidak.
c.      Memenuhi undangan orang miskin. Pergi ke pasar membelikan sesuatu untuk orang lain
d.      Membawa keperluan sendiri, keluarga, atau sahabat dari pasar atau tempat lainnya sampai rumah. Jika keberatan maka ada takabbur. Jika mau karena terpaksa maka itu kemalasan. Jika mau karena disaksikan banyak orang maka itu riya’.
e.      Mengenakan pakaian yang sudah kusam. Dsb.
Inilah beberapa kondisi berkumpulnya riya’ dan takabbur pada seseorang. Jika dalam keramaian maka riya’ ikut menjebak, jika dalam kesepian takabbur terus mengintai.
Dengan mengenali keburukan kita kenali kebaikan. Dan dengan mengenali penyakit kita temukan obatnya.   
2.     Penghindaran dan pengendalian diri
Penyebab takabbur adalah prestasi yang pernah dicapai manusia. Ketidak siapan dan ketidak mampuan menerima hasil  dari penyebab-penyebab tertentu berpotensi melahirkan sikap takabbur.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls